$type=ticker$cols=4$label=hide$show=post

[Edisi Terbaru]_$type=three$m=0$rm=0$h=420$c=3$snippet=hide$label=hide$show=home

CEMBURU DENGAN JIHAD ALA ORBA DI AFGHANISTAN



Ada catatan menarik, dari Dialog Nasional Baitul Maqdis Insititute (BMI), yang berlangsung di Jakarta, 26 Maret 2025 silam. Dimana ketika Wamenlu RI Anis Matta mengatakan bahwa dirinya sudah lebih dari 30 tahun lamanya menggeluti isu Palestina, sehingga kesempatan saat ini menjadi penting baginya untuk meneruskan perjuangan Indonesia di kancah internasional untuk membela Palestina. Dialog yang juga dihadiri beberapa narasumber diantaranya Syeikh Mu’tashim Al Harafsyah (Tokoh Palestina), Dr. KH Amirsyah Tambunan (Sekjen MUI), KH Nonop Hanafi (Ulama dan Murabbi Nasional), Bang Onim (Aktifis Kemerdekaan Palestina), Mustafa Abdurrahman (Wartawan Senior Kompas di Timur Tengah), Mustofa Nahrawardaya (Pemred Majalah Tabligh PP Muhammdiyah), Arie K. Untung (Aktifis Pro Palestina) dan Fahmi Salim (Direktur BMI/Baitul Maqdis Institute) ini, cukup menarik, sekalipun isu Palestina selalu dibahas setiap hari di tanah air. Salahsatu yang menarik, ya karena kehadiran Wamenlu RI itu.

Kehadiran Anis Matta, tentu menjadi energi tersendiri dalam dialog tersebut, mengingat Indonesia dikenal sebagai negara yang sejak awal getol mendukung terbebasnya Palestina dari zionis, dan Anis Matta adalah salahsatu tokoh pro Palestina yang dulunya memang dikenal politikus jalanan dalam rangka gerakan anti zionisme. Namun lebih dari itu, latar Wamenlu Anis Matta yang memang berasal dari sirkel pendukung Palestina, juga menyiratkan kesungguhan Anis Matta dibanding pejabat-pejabat sebelumnya di Kemenlu RI. Sosok Anis, telah berhasil menutupi titik lemah eksistensi Menteri Luar Negeri Sugiono, yang mana jika dibandingkan dengan keberanian Menteri Luar Negeri Republik Indonesia sebelumnya, yakni Retno Marsudi, tentu Sugiono bisa dibilang terlalu jauh tertinggal dalam diplomasi dunia khususnya urusan Palestina dan Timur Tengah pada umumnya. Anis Matta berhasil menutup lobang puzzle tersebut.

Pada urusan bela membela, serta dukung mendukung negeri korban penjajahan di dunia, Indonesia memang punya catatan tersendiri. Dengan Politik Bebas Aktif dan Gerakan Non Blok-nya, Indonesia berhasil mencatatkan berbagai diplomasi dan gerakan unik di dunia internasional. Ketika membela Afghanistan yang sedang diinvasi Uni Soviet di awal 80-an, Indonesia benar-benar totalitas dalam melaksanakan operasi intelijen-nya. Bahkan, Soeharto tidak main-main dalam aksi tersebut. Presiden Soeharto, penguasa Orde Baru yang saat itu sedang kuat-kuatnya dalam perpolitikan tanah air, malah menyetujui rencana aksi elit ABRI dalam mendukung pengusiran Uni Soviet dari bumi Afghanistan menggunakan cara khusus. Hal ini menunjukkan betapa Indonesia benar-benar serius dan mendukung penuh terhadap kemerdekaan Afghanistan dari Uni Soviet. Tidak sekedar membantu kemanusiaan dengan obat-obatan, namun lebih dari itu, Indonesia melakukan jihad sebenar-benarnya (haqqa jihadih) guna memerdekaan Afghanistan dari Uni Soviet.

Dari beberapa literatur, dapat dicatat bahwa Prabowo Subianto yang saat itu menjadi Wakil Detasemen 81 Anti Teror pimpinan Luhut Binsar Panjaitan, hingga sama sekali tidak mengetahui adanya rencana bantuan persenjataan dari Indonesia yang akan dikirim ke Afghanistan, yang digalang oleh Beny Moerdani Cs. Dalam ulasan historia.id ditulis, bahwa Prabowo Subianto saat itu mengira akan ada kudeta oleh Beny Moerdani Cs. Prabowo mengaku mencium gelagat tidak biasa dalam negeri oleh Moerdani. Hal itu disampaikannya kepada Luhut, namun Luhut kemudian memberitahu Prabowo bahwa bukan seperti yang dikira Prabowo, khususnya terkait gerakan pasukan yang dilakukan oleh Beny. 

Luhut memberi penjelasan, bahwa Moerdani Cs memang sedang mempersiapkan kegiatan intelijen, dalam rangka operasi pengiriman persenjataan ke Mujahidin Afghanistan. Luhut menjelaskan, sesuai rencana, operasi intelijen tersebut, Indonesia akan bekerjasama dengan Intelijen Pakistan. Ribuan senjata yang bakal dikirim, adalah senjata yang semula dipakai personel ABRI, yang mana senjata-senjata itu juga bikinan Uni Soviet. Singkat cerita, Uni Soviet yang memasuki Afghanistan sejak tahun 1979, akhirnya harus hengkang sepuluh tahun kemudian, tepatnya tahun 1989. Diberitakan, 14 ribuan pasukan Uni Soviet akhirnya harus meregang nyawa selama berada di Afghanistan, dan Mujahidin yang syahid diperkirakan lebih dari 50 ribu jumlahnya.


Apa yang bisa dipetik dalam kisah di atas?

Bahwa ternyata untuk membela Afghanistan yang tertindas dan terdzalimi, tidak seluruh langkah dan rencana, terdeclare ke publik. Saking rapatnya informasi intelijen, bahkan tak semua elit tentara Orba mengetahuinya. Ini terjadi karena kesengajaan adanya rencana yang terstruktur, masif dan sistemik yang hanya boleh diketahui segelintir elit di Jakarta. 

Apalagi jika terkait operasi militer di negara lain, maka perlu siasat. Cukup ellit-elit militer atas persetujuan Presiden, melakukan persiapan-persiapan penggalangan, dan mencapai tujuan tanpa banyak bicara ke publik. Barangkali dari pengalaman itu pula, kini siasat tersebut bisa diterapkan dalam pembelaan Indonesia terhadap Palestina. Kenapa harus dilakukan Langkah silent operation seperti itu? Ya karena sudah jadi rahasia umum bahwa pengaruh Israel di seluruh dunia, kini sudah tak terdeteksi lagi. Hampir semua negara di dunia ini, sudah tercengkeram gurita politik dan bisnis Israel, sehingga banyak negara tersandera kepentingannya.

Oleh karena itu, tanpa mengecilkan bantuan politik dan kemanusiaan Indonesia selama ini di Palestina, tampaknya sudah waktunya Indonesia mencoba atau menduplikasi gerakan operasi militer ala Orba di Afghanistan, guna diterapkan di negeri Palestina. Hal itu perlu segera dilakukan karena kesempatan untuk memerdekaan Palestina, akan berkejaran dengan waktu. Apalagi di sisi lain, dengan dukungan Amerika Serikat, Israel mulai melakukan penggalangan opini dunia, untuk memindah warga Gaza ke luar negeri termasuk ke Indonesia, maka rencana licik zionis itu, harus segera dihentikan. Jika gerakan dunia selama ini selalu gagal menghentikan kebiadaban zionis Israel, maka harus dilakukan cara-cara lain yang lebih serius. Salahsatunya meniru gaya Orba di Afghanistan.

Indonesia sendiri sudah diketahui dunia, tidak pernah surut membantu Palestina. Pada saat Sidang Paripurna MPR dalam rangka Pelantikan Presiden Prabowo Subianto & Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Ahad (20 Oktober 2024), Ketua MPR Ahmad Muzani juga berani mengangkat isu Palestina agar mendapatkan kemerdekaan secara penuh. Maka, seluruh peserta sidang dan sejumlah tamu negara, juga para eks pejabat negara lainnya, akhirnya melakukan standing applause atas aksi Muzani. Presiden Prabowo sendiri, pada saat yang sama, bahkan telah menyampaikan kepeduliannya pada Palestina. Prabowo menegaskan pada pidato perdananya sebagai Presiden itu, bahwa Indonesia harus berempati dan bersama dengan bangsa yang tertindas. Palestina harus dibela. Kata Prabowo. 

Dengan gigihnya Prabowo maupun Ketua MPR RI serta seluruh anggota DPR, tampaknya Indonesia tidak akan mudah menyerah dalam membela Palestina. Namun, perlu diingat, bahwa bila strategi selama ini tidak diubah, atau tidak berkembang, maka hasilnya juga bisa ditebak: akan sama saja. Jangankan Indonesia. PBB saja, tidak dipedulikan Israel. Oleh karena itu, diperlukan aksi lebih nyata oleh dunia, termasuk Indonesia. 

Kita tak perlu malu untuk cemburu dengan keberanian Soeharto, saat mengusir Uni Soviet dari bumi Afghanistan. Cara-cara Soeharto yang nekat dan sembunyi-sembunyi ‘menitipkan’ senjata ke Mujahidin Afghanistan saat itu, bisa jadi jawaban untuk rakyat Palestina saat ini. Selama memungkinkan untuk dilakukan, kenapa tidak?. Akan tetapi andai saja ini bisa terjadi, tentu tidak perlu dideclare. Karena bagaimanapun, ini operasi intelijen yang pastinya terencana. Pendiri Hamas, Syeikh Ahmad Yasin sendiri, memperkirkan bahwa penjajahan Israel atas Palestina hanya akan berlangsung 80 tahun. Artinya, Palestina diperkirakan merdeka pada 2027. Meski demikian, perkiraan Ahmad Yasin bisa jadi meleset atau tidak tepat waktu karena berbagai faktor. Jadi tidak ada kata terlambat. Yang pasti, selama Palestina masih dalam cengkeraman penjajah, maka selama itu pula, peluang jihad dunia masih ada. Apakah siasat lama ala Orba di Afghanistan akan berhasil jika seluruh dunia melakukannya untuk Palestina? Wallahu a’lam bishawab. (mst)

 




KOMENTAR


Nama

Buya Risman,36,Edisi Terbaru,39,Ekonomi Islam,8,Ghazwul Fikri,6,Infografis,3,Khazanah,8,Kolom,73,Konsultasi,4,Mutiara Takwa,5,Opini,10,Sains,4,Sajian Khusus,17,Sajian Utama,50,
ltr
item
Majalah Tabligh: CEMBURU DENGAN JIHAD ALA ORBA DI AFGHANISTAN
CEMBURU DENGAN JIHAD ALA ORBA DI AFGHANISTAN
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_ow3_uHvxgwvkd4dSQe9tueVTcNVK7MQsuBvR3zqUCby5D_pTjU7jtf0lhA09yLJVwIZh11jD8IEn3x6MkFY2pI_G5_5YE2l0E_Fed_w6g1vR4up4bAShjgrD3b4lpc7Bjed9mfx198OYep_fOQEWf9N_UQ_OpzZOFbdmxMZTmHTYmx0H2mobNqjvkhk/s320/IMG-20250330-WA0035.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_ow3_uHvxgwvkd4dSQe9tueVTcNVK7MQsuBvR3zqUCby5D_pTjU7jtf0lhA09yLJVwIZh11jD8IEn3x6MkFY2pI_G5_5YE2l0E_Fed_w6g1vR4up4bAShjgrD3b4lpc7Bjed9mfx198OYep_fOQEWf9N_UQ_OpzZOFbdmxMZTmHTYmx0H2mobNqjvkhk/s72-c/IMG-20250330-WA0035.jpg
Majalah Tabligh
https://www.majalahtabligh.com/2025/03/cemburu-dengan-jihad-ala-orba-di.html
https://www.majalahtabligh.com/
https://www.majalahtabligh.com/
https://www.majalahtabligh.com/2025/03/cemburu-dengan-jihad-ala-orba-di.html
true
945971881399728876
UTF-8
Muat semua Tidak ditemukan TAMPILKAN SEMUA Baca lagi Jawab Cancel reply Hapus Oleh Beranda PAGES POSTS Tampilkan semua Rekomendasi untuk Anda UPDATE ARSIP CARI SEMUA POS Not found any post match with your request Kembali Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy