Bulan Syawal merupakan salah satu bulan spesial bagi umat Islam. Di bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk semakin meningkatkan ibadah kepada Allah SWT serta amalan sunnah yang telah dilatih serta dibiasakan selama bulan Ramadhan.
Syawal adalah bulan peningkatan amal kebaikan, oleh karena itu, kita diharapkan bisa terus meningkatkan kualitas ibadah setelah satu bulan sebelumnya menjalani ibadah puasa Ramadhan. Kata “Syawal” berasal dari bahwa Arab, yaitu syala yang berarti irtafa’a, naik atau meninggi. Orang Arab biasa berkata, syala al-mizan (naik timbangan), idza irtafa’a (apabila ia telah meninggi).
Syawal juga bulan kembalinya umat muslim kepada fitrahnya setelah melalui fase tarbiyah selama sebulan penuh.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan, maka diampuni dosanya yang telah berlalu”. [H.R. Bukhari dan Muslim]
Setelah dosa diampuni, ibadah pun harus ditingkatkan. “Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama 6 (enam) hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun.”
Bulan Syawal juga disebut Bulan Silaturahim. Di bulan ini, umat Islam diberbagai negeri melakukan aktivitas saling mengunjungi, bersalam-salaman dan bermaaf-maafan.
Jadi, dapat disingkat bahwa pada bulan syawal ada aktivitas peningkatan amal, pembuktian iman, dan silaturahmi. Akan tetapi apa korelasi ketiga hal ini dengan realitas yang kita hadapi? Ada sejumlah peningkatan lain yang ternyata bukan kabar gembira. Ia lebih tepat disebut sebagai rentetan kabar buruk yang menjadi ujian bagi orang-orang yang sabar.
KENAIKAN HARGA SEMBAKO
Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) melaporkan harga sebagian besar bahan pokok (bapok) mengalami kenaikan harga yang signifikan pada hari ketiga Ramadan 2022. Sekretaris Jenderal DPP Ikappi Reynaldi Sarijowan mengatakan kenaikan harga itu dipicu karena permintaan masyarakat yang meningkat sedangkan pasokan komoditas yang terbatas. Berdasarkan catatan Ikappi per Selasa (5/4/2022), sejumlah bapok yang mengalami kenaikan harga di antaranya minyak goreng curah Rp19.500 per liter, cabai rawit merah Rp60.000 per kilogram sementara cabai lainnya di angka Rp50.000 per kilogram. Selanjutnya, harga bawang merah dan bawang putih juga naik signifikan. Di sisi lain, harga daging ayam dan telur pun ikut naik.
Menurut DPP IKAPPI terdapat beberapa komoditas yang wajib diwaspadai kenaikannya seperti tahun lalu. Di antara bahan makanan pokok yang perlu diwaspadai kenaikannya yaitu tepung terigu, telur ayam, daging ayam, daging sapi, cabe rawit, dan minyak goreng.
“Pemerintah harus mewaspadai akan adanya kenaikan harga menjelang bulan Ramadan. Jika kami melihat tahun lalu, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan seperti tepung terigu, telur ayam, daging sapi, daging ayam, cabe rawit,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI, Ahmad Choirul Furqon, Minggu (27/3/2022).
DPP IKAPPI juga berharap di tengah sengkarut isu minyak goreng ini pemerintah tetap dapat fokus terhadap pengendalian harga pangan.
Badan Pusat Statistik (BPS) bulan sebelumnya mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Maret 2022 mengalami inflasi sebesar 0,66 persen secara bulanan (month-to-month/mtm). Menurut BPS, inflasi Maret 2022 merupakan tertinggi sejak Mei 2019. Sedangkan secara tahunan, inflasi pada Maret 2022 mencapai 2,64 persen (year-on-year/yoy) dan secara tahun berjalan mencapai 1,20 persen (year-to-date/ytd).
Sementara itu, Kementerian Perdagangan atau Kemendag melaporkan harga minyak goreng subsidi dan kemasan telah mengalami kenaikan yang signifikan secara tahunan (year-on-year/yoy). Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan kenaikan yang signifikan itu belakangan disebabkan karena harga bahan baku dalam negeri yang dikontrol sepenuhnya oleh fluktuasi pasar dunia.
... Selengkapnya bis dibaca pada edisi Cetak..
KOMENTAR