Geliat palu-arit; PKI telah bangkit? Pertanyaan itu dalam beberapa bulan
ini menguat lagi. Geliat ini muncul kembali ke hadapan publik November 2020
Megawati Soekarnoputri meminta kepada Mendikbud Nadiem Makarim agar meluruskan
sejarah pemberontakan G30S.
Bersamaan dengan itu video wawancara mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo
kembali beredar. Apa yang disampaikan oleh Gatot di Kompas TV itu sebagian
sudah terjadi. Tanda-tandanya sangat kuat semuanya akan terjadi.
Dalam wawancara di Kompas TV, Gatot menyebut tanda-tanda
tersebut adalah menghilangkan budaya dan semangat nasionalisme. Pintu masuknya
melalui dunia pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia, agama, civic, dan budi
pekerti dihilangkan.
Pada Maret 2021 publik juga dihebohkan frasa agama dihilangkan dari Visi
Pendidikan 2035 yang disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud). Melalui PP No 57 tahun 2021 Standar Pendidikan Nasional
Pelajaran Agama dan Pancasila dihapuskan dari Mata Kuliah di Perguruan Tinggi.
Setelah itu April 2021, publik kembali dikagetkan isi Kamus Sejarah
Indonesia Jilid 1 yang dibuat oleh Kemendibud. Yang membuat kisruh adalah
hilangnya nama sejumlah tokoh Islam dari Kamus Sejarah Indonesia. Diantara
yang sangat disayangkan adalah absennya entri nama pendiri NU Kyai Hasyim Asyari
dan Moh Natsir mantan Perdana Menteri dan penggagas Mosi Integral untuk
terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Di saat bersamaan nama-nama tokoh PKI secara lengkap dimasukkan ke kamus
sejarah. Entahlah, apakah ini masih merupakan bagian dari skenario itu, atau
kebetulan saja, peran tokoh PKI sengaja ditonjol-tonjolkan.
Dalam laman Wikipedia, nama Ketua Umum PKI DN Aidit juga muncul sebagai
salah satu tokoh pemuda dalam peristiwa Rengasdengklok. Banyak yang tak
meyakini PKI akan bangkit kembali. Alasannya sebagai sebuah ideologi, komunis
sudah bangkrut. Sejarawan Salim Said termasuk dalam barisan yang tidak yakin
PKI bangkit lagi. Akan tetapi, dia meyakini ada warisan dendam. Bagaimanapun
juga mereka mengalami represi selama Orde Baru. Termasuk keluarga Soekarno.
Menurut Salim Said, PKI itu sangat pandai menyusup. Jangan
lupa PKI pada waktu itu mengklaim mempunyai kader 20 juta orang. Berapa besar
jumlah anak cucunya? Kalau masing-masing punya dua orang anak saja, setidaknya
ada 40 juta orang. Mereka terus bergerak dan menyusup ke berbagai profesi,
termasuk di dunia politik.
Yang sering dituduh menjadi tempat berlindung paling nyaman adalah PDIP.
Kebetulan pula ada anggota DPR RI dari PDIP yang secara terbuka mengaku bangga
sebagai Anak PKI, yakni Ribka Tjiptaning. Selain itu Ribka juga menulis
menerbitkan buku
“Anak PKI Masuk Parlemen.”
*** Selengkapnya dapat dibaca pada Majalah Tabligh edisi September 2021...
KOMENTAR