Oleh, Fakhrurazi Reno Sutan
Dosen Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Jakarta,
Wakil Sekretaris Majelis
Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Fachrul Razi sang menteri controversial, bagai tak layak menjabat sebagai
Menteri Agama RI, karena sejak jadi menteri hanya sibuk mengurusi celana
cingkrang, cadar, gamis, jenggot dan teranyar mengurusi wajah pengurus
masjid. Seolah-olah sakit hati melihat
orang berwajah good looking, sehingga
menghakimi sebagai radikal. Dia bagaikan benci dan dendam dengan masjid,
majelis taklim dan pesantren, karena sering menyerang dan menuduh
radikalisme.
Kompas.TV, memberitakan bahwa Menag Fakhrul Razi kembali membuat
kontroversi dengan pernyataannya. Bahwa dalam kewaspadaan radikalisme di
aparatur sipil negara, dia meminta mewaspadai anak berpenampilan baik alis good
looking. Menurut Menag, Salah satu kemungkinan yang harus di antisipasi adanya
orang luar yang menjadi pengurus rumah ibadah di lingkungan pemerintah. Pola
orang yang menyebarkan bibit radikalisme itu awalnya berpenampilan baik.
Lebih jauh sang menteri ini menjelaskan “cara masuk mereka gampang, kalau
saya lihat polanya, pertama; dikirimkan seorang anak yang good looking,
penguasaan bahasa arabnya bagus, hafiz, mulai masuk jadi imam, lama-lama orang
situ bersimpati, diangkat jadi pengurus masjid, kemudian mulai masuk temannya
dan lain sebagainya, mulai masuk ide-ide seperti yang kita takutkan,” paparnya.
(kompas.tv 4-9-20).
Permasalahannya sekarang adalah apakah betul orang baik, berwajah good
looking, hafiz Alquran, imam dan pengurus masjid itu menakutkan dan tanda-tanda radikalisme
? Jawaban kami adalah tidak betul. Baik
secara akal sehat, bukti ilmiah dan fakta lapangan tidak ada yang dapat
mendukung tesis menag Fakhrul Razi tersebut. Hanya beberapa penelitian
sponsorship yang apologistik. Penelitian tersebut hanya mendukung prasangka
penguasa islamo phobia, dengan mengajukan pertanyaan yang mengiring. Hal Ini
sudah penulis buktikan dalam beberapa kali seminar hasil penelitian di kementerian yang di komandoi Fakhrul Razi
ini.
Kalaupun ada yang setuju dengan tesis diatas, hanyalah kelompok anti islam
atau Islamo Phobia, misalnya : pertama; penjajah Belanda pada masa lalu, mereka
takut dengan gerakan kemerdekaan yang digelorakan oleh para pejuang dan mujahid
islam. Belanda waktu itu mencap para pejuang Indonesia sebagai ektrimis,
radikal dll. Kedua ; kelompok atheis dan PKI, karena mereka menganggap hanya Islamlah lawan tanguhnya yang akan menghalangi
mereka untuk mendirikan negara komunis di Indonesia. Umat Islam sering mereka
tuduh anti pemerintah, anti pancasila dll. Ketiga kelompok sekuler radikal yang
ingin menyingkirkan peran agama di negara NKRI.
Orang Baik Berwajah Good
Looking
Kata mutiara bahasa Inggris yang sangat popular mengatakan “ Your outer
beauty will capture the eyes, your inner beauty will capture the heart” Steven
Aitchison, “Kecantikan luarmu akan memikat mata, namun kecantikan dalammu akan
memikat hati).
Orang yang hatinya lembut adalah orang yang wajahnya berseri-seri dan
sering tersenyum. Sebab keadaan hati itu adalah tercermin pada wajah. Dalam
bahasa Indonesia ada ungkapan “ Yang lahir menunjukkan yang batin. Hati yang
baik dan lembut akan memancarkan cahaya di wajah yang good looking, sebaliknya
hati yang jahat dan kasar akan memancarkan cahaya wajah yang seram dan
menakutkan.
Perumpamaan wajah dan keadaan hati
Bagaikan bulan purnama dan terangnya bumi.
Apabila bulan purnama memancarkan cahaya benderang,
Bumi menjadi terang malam
bagaikan siang. (FRenS)
Begitulah perumpamaan wajah terhadap hati, semua
yang disembunyikan hati akan tampak di wajah. Orang – orang yang memiliki
bashirah mampu mengetahui isi hati seseorang hanya dengan melihat wajahnya.
Ilmu ini juga diterapkan dalam kehidupan moderen, seperti dalam perbankan,
petugas bank harus dapat melihat wajah orang yang bertransaksi, jika
mencurigakan akan ditolak transaksinya, atau dilapor kepada pihak keamanan. Dalam kegiatan penyelidikan dan
penyidikan di kepolisian, meraka akan
membaca wajah seseorang, apakah bohong atau jujur. Di pengadilan juga
biasa dipakai ilmu ini, hakim akan memperhatikan wajah dan bahasa tubuh
terdakwa, apakah terdakwa jujur atau
bohong.
Dalam sebuah hadis, juga pernah diberitakan bahwa
Rasulullah pernah mendoakan umatnya -yang artinya “Semoga Allah menjadikan
berseri-seri wajah seseorang yang mendengar dari kami hadis, lalu dia
menghafalnya kemudian menyampaikannya kepada orang lain. (HR. Tirmizi, Abu
Daud, Ibnu Majah dari Zaid bin Tsabit). Hadis ini menjelaskan bahwa wajah berseri-seri
bisa diperoleh seseorang yang mengahafal hadis nabi dan menyampaikannya kepada orang lain dengan jujur, tidak
ditambah dan tidak dikurangi..
Dalam hadis yang lain juga dijelaskan yang artinya : sebaik-baik orang di antara
kamu adalah orang yang belajar Alqur’an dan mengajar kannya. (HR. Bukhari).
Hadis ini menjelaskan salah satu kebaikan adalah mempelajari Alqur’an dan
mengajarkannya kepada orang lain. Jadi mengajarkan Alqur’an adalah baik,
Mengajarkannya juga baik, bahkan menghafalnya juga baik. Jadi tidak hubungan
kausalitas antara menghafal Alqur’an dengan radikalisme. Justeru orang-orang
yang menghafal Alqur’an disenagi masyarakat.
Dalam sebuah hadis yang diterima dari Abu Musa
Alasyary ra. Dia berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda, yang Artinya :
Perumpamaan seorang mukmin yang rajin membaca Alqur’an adalah bagaikan buah
Atrujah, yang aromanya wangi dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mukmin yang
tidak mm Alqur’an bagaikan buah tamar, yang tidak ada aromanya, namun rasanya
manis. Perumpamaan seorang munafiq yang rajin membaca Alqur’an bagaikan buah
Raihanah, aromanya wangi namun rasanya pahit. Sedangkan perumpamaan seorang
munafiq yang tidak rajin membaca Alqur’an bagai buah Hanzalah, idak ada aroma
dan rasanyapun pahit. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam pengamatan yang mendalam dari perspektif ajaran
Islam,bahwa orang baik good looking, hafiz Alqur’an, Imam dan pengurus masjid
adalah perbuaan baik dan bernilani ibadah. Juga dalam perspektif hukum poiif di
Indonesia, perbuatan tersebu diatas adalah perbuaan yang sejalan degan dasar
negara Pancasila dan UUD 1945. Jika ada yang mengkriminalisasi perbuatan
mengamalkan Ajaran Islam ini lah yang tidak pancasilais.
Oleh sebab itu sepantasnyalah semua ormas Islam
beramai-ramai memperbanyak generasi muda
Islam good looking, rajin mengaji, menghafal Alqur’an, mengurus Masjid,
mendirikan pesantren dsb. Sehingga suatu
saat nanti negara Indonesia benar-benar Pancasila lahir batin. Pancasila tidak
lagi diperas-peras sesuka hati, pancasila tidak lagi di bonsai dan dikerdilkan.
Insyaallah Generasi Muda Islam Indonesia akan berperan aktif sebagai Dai Good
Looking, kuat Iman, taat beribadah, berjiwa toleran dan saling bekerjasama
dengan semua pihak untuk memajukan bangsa dan Negara Indonesia. Wallahu a’lam. (FRenS).
KOMENTAR