Covid-19 menyerang manusia tanpa pandang bulu dan tidak membedakan kelas sosial seseorang. Semua tanpa kecuali berpotensi terpapar Covid-19. Mulai dari presiden, para menteri, pejabat konglomerat sampai kepada rakyat dan orang-orang melarat. Syarat utamanya hanya satu, yaitu kontak langsung dengan orang yang positif Covid-19, maka dia berpotensi tertular virus yang mematikan itu.
Seberapa jauh akibat yang diderita oleh mereka yang terserang virus tersebut tergantung tingkat imunitas masing-masing.
Selain dari faktor usia, seperti usia lanjut dan anak-anak balita yang rentan terserang virus karena tingkat imunitas yang rendah, ada beberapa hal yang dapat memperlemah imunitas tubuh manusia. Sebagaimana dirangkum oleh iNews.id, pada Senin 16/3-2020 yang lalu, disimpulkan sebagai berikut:
1. Stres
Sikap takut yang berlebihan berpotensi menyebabkan seseorang menjadi panik sampai stres sehingga dapat berpengaruh sistem kekebalan tubuh. Stres membuat otak meningkatkan produksi hormon kortisol, yang merusak fungsi sel T melawan infeksi.
2. Tidak bergerak
Berolahraga dapat meningkatkan kekebalan tubuh, sebaliknya dengan yang tidak berolahraga atau bahkan tidak bergerak, duduk sepanjang waktu, menghindari olahraga, dapat memengaruhi kemampuan tubuh seseorang untuk melawan infeksi. Hal tersebut berdasarkan penelitian pada Januari 2012 di American Journal of Preventive Medicine.
3. Terlalu banyak berolahraga
Terlalu banyak berolahraga juga sama buruknya. Berdasarkan tinjauan di Acta Clinica Croatica pada Desember 2012, terlalu banyak olahraga yang berat, yang disebut sindrom overtraining, dapat melemahkan tubuh dan membuatnya lebih rentan terhadap infeksi.
4. Merokok
Apakah Anda merokok rokok tradisional atau rokok elektronik, yang jelas Anda masih terpapar nikotin, yang dapat memiliki efek berbahaya pada sistem kekebalan tubuh. Hal ini karena nikotin meningkatkan kadar kortisol, sekaligus mengurangi pembentukan antibodi sel B dan respons sel T terhadap antigen. Uap dari rokok elektronik juga dapat merusak paru-paru dan membuatnya lebih rentan terhadap infeksi.
5. Radiasi ultraviolet
Terlalu banyak menghabiskan waktu di luar ruangan bukanlah ide yang bagus untuk saat ini. Selain karena penyebara virus korona, sinar ultraviolet dari matahari juga tak kalah berbahaya. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan (EPA), paparan sinar UV lingkungan dapat mempengaruhi sel-sel yang bertanggung jawab untuk memicu respons imun, sehingga meningkatkan risiko infeksi dan kemungkinan menurunkan pertahanan tubuh terhadap kanker kulit.
Ada beberapa cara mudah menjaga atau bahkan meningkatkan sistem kekebalan, yaitu dengan melakukan gaya hidup sehat sederhana. Misalnya, konsumsi makanan sehat, bergizi dan seimbang, istirahat yang cukup, kualitas tidur yang baik, olahraga rutin, mampu mengelola stres, serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Namun yang menarik dari hasil penelitian tersebut, ternyata stres berada pada urutan pertama dari lima faktor penyebab yang dapat merusak sistem imunitas yang ada dalam tubuh manusia.
Stres adalah reaksi tubuh yang muncul saat seseorang menghadapi ancaman, tekanan, atau suatu perubahan. Stres juga dapat terjadi karena situasi atau pikiran yang membuat seseorang merasa putus asa, gugup, marah, atau hilang keseimbangan.
Cara mengelola stres sebagai salah satu faktor yang dapat mengganggu sistem imunitas seseorang tentu beda dengan yang lain, karena menyangkut non fisik, lebih kepada kejiwaan yang berkaitan dengan fikiran dan perasaan.
Jiwa dalam bahasa Arab di kenal dengan istilah Nafs (النفس ) merupakan suatu kata yang memiliki arti banyak, sehingga harus dipahami sesuai dengan penggunaannya. Kata Nafs (النفس ) dalam Alqur’an memiliki beberapa makna, antara lain jiwa sesuatu yang memiliki eksistensi dan hakikat. Dalam pengertian ini, Nafs terdiri atas tubuh dan ruh, sebagaimana dapat dilihat dalam Alqur’an:
“dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At-Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa…..”. [Q.S. Al-Maidah : 45]
Jasmani dan rohani akan saling mempengaruhi. Banyak para ahli kesehatan mengemukakan bahwa fikiran dan perasaan bisa menjadi faktor dominan yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Jiwa yang dalam kondisi lemah karena stres dapat menurunkan daya tahan tubuh manusia (imunitas) dan ketika daya tahan tubuh lemah seseorang akan mudah terserang oleh berbagai virus termasuk virus Covid-19.
Ada beberapa terapi penting dalam memperkuat jiwa, antara lain:
PERTAMA, Penguatan aqidah dengan cara pembersihan iman tauhid dari segala macam bentuk syirik yang dapat menyebabkan munculnya penyakit "wahan", yaitu cinta dunia dan takut mati. Pengidap penyakit wahan rentan terhadap penyakit kejiwaan yang lain seperti paranoid, ketakutan yang berlebih-lebihan yang beresiko terhadap turunnya daya tahan tubuh. Terapi sederhananya adalah "yakin" bahwa tidak ada sesuatu apapun yang dapat menyentuh manusia, kecuali sesuatu yang Allah telah tetapkan untuk manusia itu.
Allah SWT berkata:
(قُل لَّن یُصِیبَنَاۤ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوۡلَىٰنَاۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡیَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ)
Katakanlah ( Ya, Muhammad), “Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman.” [Q.S. At-Taubah: 51]
KEDUA, Selalu ingat kepada Allah SWT melalui doa dan zikir yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW akan dapat menimbulkan ketenangan jiwa, karena Allah SWT berfirman:
(ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَتَطۡمَىِٕنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَىِٕنُّ ٱلۡقُلُوبُ)
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram [Q.S. Ar-Ra'd: 28]
KETIGA, Melakukan ibadah shalat dengan ikhlas dan benar, tidak hanya sebatas rutinitas formalitas, tetapi berusaha untuk memahami makna substansi dan hakikat dari shalat yang dikerjakan, mulai dari pemahaman substansi gerakan sampai kepada menghayati bacaan, zikir dan doa yang diucapkan ketika shalat. Ibadah shalat yang benar akan membebaskan seseorang dari perasaan keluh kesah, sebagaimana Firman Allah SWT:
(۞ إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ خُلِقَ هَلُوعًا إِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ جَزُوعࣰا وَإِذَا مَسَّهُ ٱلۡخَیۡرُ مَنُوعًا إِلَّا ٱلۡمُصَلِّینَ)
Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah,dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir,kecuali orang-orang yang melaksanakan shalat, [Q.S. Al-Ma'arij: 19 - 22]
Semoga bermanfaat dalam menghadapi berbagai cobaan dan tantangan kehidupan, terutama dalam menyikapi, terutama menghadapi wabah Covid-19. Semoga selamatlah kita semuanya, amien. Nashrun Minallahi Wa Fathun Qarieb!
Risman Muchtar
KOMENTAR