Berbicara mengenai patriotisme pasti pikiran kita akan pergi melihat masa lalu dimana para pahlawan berjuang mati-matian melawan penjajah dan merebut kemerdekaan yang dapat kita rasakan saat ini. Mangun hardjana (1985) mengatakan bahwa patriotisme yang sejati akan memandang bangsanya dalam perspektif historis: masa lampau, masa kini, dan masa depan. Patriotisme sejati bermodalkan nilai-nilai budaya dan rohani bangsa, berjuang masa kini, dan menuju cita-cita yang ditetapkan.
Patriotisme adalah rasa identitas dan realistis, yaitu melihat, menerima, dan mengembangkan watak dan kepribadian bangsa. Dengan melihat bangsa sendiri, kita harus menerima apa adanya dengan kelebihan dan kekurangannya, menerima dengan lapang. Kelebihannya dapat kita jadikan kekuatan, dan apa yang menjadi kekurangan dapat kita lihat sebagai daya yang dapat merusak diri sendiri sehingga perlu diperhatikan. Dengan melihat dan menerimanya diharapkan kita dapat memiliki sikap rela berkorban tersebut.
Patriotisme diartikan sebagai satu institusi dalam diri individu yang dibina dengan faham dan semangat kecintaan pada negara. Patriotisme juga merupakan satu bentuk blok mind dan kepercayaan seseorang individu akan rasa kebanggaan kepada kewujudan negara yang menaungi warga bagi sesuatu bangsa. Semua warga dalam sesuatu negara di seluruh dunia mempunyai semangat patriotisme dan nasionalisme tersendiri. Tafsiran ini melahirkan blok komuniti dunia yang menunggangi pelbagai ideologi politik. Maka hampir kebanyakan tafsiran patriotisme yang dikemukakan oleh tokoh pemikir, tokoh falsafah dan tokoh politik menjurus kepada semangat cinta tanah air dengan komite terhadap usaha pembinaan negara bangsa.
Bangkitkan Patriotisme Generasi Muda
Pada era globalisasi ini nilai-nilai kebangsaan mulai luntur bahkan sebagian pemuda sebagai generasi penerus bangsa ada yang tidak hafal lagu-lagu kebangsaan maupun lagu-lagu patriotik negerinya sendiri. Sepertinya sebagian pemuda kita saat ini semangat patriotismenya sudah mulai menurun. Kita tidak perlu mencari siapa yang salah, sebab yang terpenting adalah mencari jalan keluar untuk memupuk kembali semangat patriotism kebangsaan para pemuda kita.
Dahulu sebelum pelajaran dimulai para murid mulai TK, SD, SMP hingga SLTA, menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, sehingga dalam sanubarinya terus berkobar semangat patriotisme serta mampu meningkatkan motivasi untuk belajar. Perlu digalakan kembali lagu-lagu perjuangan bagi pelajar sehingga hasil karya para pahlawan tetap dikenang. Ini penting agar para pelajar tidak melupakan sejarah. Lagu kebangsaan karya para pahlawan memiliki semangat patriotisme dan dibuat dengan pengorbanan jiwa melawan penjajah, sehingga sepantasnya generasi muda meneruskan perjuangan mereka. Berjuang bukan harus berperang, tetapi bagaimana mendukung proses pembangunan di segala bidang.
Tugas para pemuda adalah mengisi kemerdekaan dengan rasa cinta tanah air. Hal ini dapat diwujudkan dari hal kecil, seperti rasa peduli terhadap lingkungan, tidak menilai orang berdasarkan agama atau sukunya, mencintai produk dalam negeri, dan sebagainya. Gerakan ini bisa dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, hingga masyarakat.
Patriotisme Generasi Muda
Tafsiran kemerdekaan negara yang masih diperangkap dalam soal kaum dan politik telah mewujudkan hambatan terhadap usaha menanam semangat patriotisme generasi mahasiswa muslim untuk memaksimalkan Islam sebagai asas patriotisme. Lantaran itu, hakikat telah berlaku perubahan sosio-politik hari ini sedikit sebanyak perlu menuntut perubahan perspektif worldview generasi muda muslim terhadap pengertian patriotisme itu sendiri.
Agama dalam arus perubahan politik seakan hanya menjadi alat pengiring kepada pembinaan bangsa dan bukan satu asas utama yang perlu mendasari kepada perencanaan /policy negara. Golongan muda sepertinya hanya mengambil politik semasa menyusun aturan masyarakat tanpa mengetengahkan peranan agama. Kita juga melihat bahwa pola pemikiran generasi muda muslim dewasa kini cenderung kepada budaya mengasimiliasi ajaran mengikut perubahan zaman dunia serta keperluan sosio demografi masyarakat.
Patriotisme dalam kalangan generasi muslim perlu keluar dari ideologi politik. Tidak dinafikan politik telah merangsang kelahiran nasionalisme yang sentiasa membawa wadah perjuangan hak manusia. Akan tetapi sering kali, sistem agama itu dipaksa untuk menerima liberalisasi supaya disesuaikan dengan budaya dan logika masyarakat.
Padahal Rasulullah SAW menekankan soal kewajiban mempertahankan agama dan negara tanpa melakukan sebarang kezaliman kepada masyarakat lain. Dalam satu riwayat hadis Rasulullah SAW pernah bersabda ketika ditanya oleh seorang sahabat baginda, “adakah yang terlalu mencintai bangsanya itu dikatakan sebagai ashabiyyah ? lalu Baginda menjawab, “tidak, ashabiyyah itu adalah mereka yang menolong bangsanya berlaku zalim”.
Menurut Dr. Asyraf Wajdi, semangat mencintai tanah air sudah wujud dalam Islam. Malah Nabi Muhammad SAW telah meniupkan semangat patriotisme agama dalam kalangan sahabat baginda dengan keimanan yang teguh.
Nabi SAW terpaksa berperang dengan kaum kafir Quraisy karena kaum kafir ketika itu menentang agama Allah. Semangat kecintaan kepada agama Allah telah berjaya membina sebuah tamadun Islam dengan kewujudan kerajaan Islam yang kuat. Kelahiran pemimpin-pemimpin Islam yang berpegang teguh kepada keimanan berjaya menyebar luas dakwah Islamiyah sehingga merintis hubungan politik antara kerajaan Islam dengan kerajaan di benua Eropa. Ini membuktikan bahwa pemerkasaan patriotisme agama yang sejati perlu benar-benar terbit dari iman sejati.
Generasi muslim hendaklah dididik dengan pemahaman Islam yang benar agar ajaran agama tidak mudah dieksploitasi untuk membenarkan sesuatu yang dilarang dalam agama. Mereka perlu dibimbing dengan pendekatan agama.
Akibat Era Globalisasi
Selain itu, perkembangan dunia saat ini telah banyak mempengaruhi masyarakat Indonesia baik dari segi politik, ekonomi hingga social budaya. Hal inilah yang membuat Indonesia semakin kehilangan jati dirinya. Negeri ini seperti dicampur adukkan semau maunya oleh para penguasa. Hal yang juga penting dari masalah ini adalah ketika semakin banyak rakyat Indonesia yang terbawa oleh arus global yang mengakibatkan semakin hilangnya kesadaran dalam membangun negeri dan memerdekakan negara ini secara optimal. Masyarakat lebih terlana terhadap gaya hidup saudara-saudara mereka dari bangsa asing yang mereka anggap lebih baik dan tidak berpikir untuk maju dengan caranya sendiri yaitu cara yang lebih patriotis.
Hal yang demikian adalah ancaman dimana akan timbul kerancuan karena ketidaksinergian antara dasar kehidupan bangsa dengan pengaruh yang masuk dari luar yang mungkin mau atau tidak mau harus kita ikuti karena memang negeri ini masih banyak yang harus dibenahi yang tidak cukup hanya mengandalkan kekuatan internal namun juga berusaha untuk dapat menjalin kerjasama dengan saudara-saudara dari negeri lain. Namun, kerjasama-kerjasama ini sering di salah artikan akibat dari kepentingan yang jauh lebih diperhitungkan dari pada berjuang untuk mensejahterakan masyarakat dengan caranya sendiri.
Kemajuan teknologi dewasa ini yang membuat system informasi dan komunikasi begitu sangat cepat yang dalam hitungan beberapa menit saja kita dapat mengetahui kejadian-kejadian yang ada di seantero bumi ini. Hal itu memang dapat membuat pengetahuan dan pemahaman kita akan semakin banyak. Namun, dengan adanya hal semacam ini, bukan tidak mungkin telah membuat perubahan terhadap pola pikir masyarakat Indonesia.
Mungkin inilah penyebab mengapa runtuhnya semangat patriotic generasi muda. Seperti yang kita ketahui, globalisasi kini telah menimbukan sebuah perdaban baru di dunia yang siapapun dapat masuk ke dalamnya. Oleh sebab itu, terkadang masyarakat yang belum tertanam akan ideologi bangsanya sendiri bisa lebih paham akan apa yang terjadi dalam skala global. Dalam arti, orang hidup saat ini lebih cenderung menjadi pegiat globalisasi dibandingkan ideologi bangsanya sendiri. inilah yang sebenarnya secara tidak langsung adalah kesalahgunaan penangkapan pengetahuan di era globalisasi. Dunia lebih menawarkan hal-hal yang menarik terhadap seluruh masyarakat dunia yang pada akhirnya akan menimbulkan ketidaksadaran masyarakat akan arti pentingnya jiwa patriotisme yang kita ketahui Negara Indonesia lahir akibat dari semangat kebangsaan ini.
Selain itu, globalisasi juga bisa menjadi momok menakutkan bagi kehidupan masyarakat dunia khususnya masyarakat Indonesia bila disalah artikan. Anehnya, saat ini lebih banyak kita jumpai generasi-generasi muda Indonesia yang tidak peduli akan dasar dari negaranya dan cenderung hidup dalam pergaulan yang tidak selayaknya dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Dengan dalih membangun peradaban yang lebih modern, generasi muda ini rela mengubah adat dan jati diri asli bangsa ini yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan. Banyak factor yang menjadi dasar masalah ini. Sedikit yang dapat di jelaskan karena memang hal yang saat ini lebih dibutuhkan adalah aksi dari keprihatinan ini dibanding kita hanya terus menjadi pengamat yang semakin lama akar akan semakin tumbuh dan bila semakin tumbuh akan lebih berat untuk di tebang.
Cara pandang masyarakat yang tidak lagi menuju pada jiwa kebangsaan harus segera diperbaiki ataupun harus lebih diutamakan sebelum menuju pada era global agar terjadinya keseimbangan antara pemahaman terhadap dasar-dasar negara dan cara mengaplikasikannya serta bagaimana cara mentransformasikan ilmu yang kita serap dari era globalisasi ini. Selain itu, peran pemerintah dalam menyaring pengaruh yang masuk harus di kedepankan. Agar rakyatpun dapat lebih memiliki penilaian terhadap mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk di terima. Terlebih dengan era globalisasi ini, tiap-tiap Negara dituntut untuk mengikuti segala arus yang terjadi di dunia. Menurut saya ini sah-sah saja selama arus yang diikuti tidak lebih merusak Negara Indonesia dan lebih banyak menimbulkan kebaikan dan keuntungkan dari arus global saat ini.
Jadi bisa dikatakan pemerintah harus dapat mencerdaskan bangsanya terlebih dahulu sebelum mengandalkan masyarakatnya untuk terjun langsung menangkap perkembangan era global ini. Pemerintah harus berani mengambil tindakan yang signifikan seperti dengan melakukan kebijakan-kebijakan yang lebih menguntungkan masyarakat dibandingkan mengikuti seluruh arus globalisasi yang mungkin saja akan lebih banyak merugikan bangsa kita sendiri. Walaupun begitu, hubungan yang baik harus selalu dijaga oleh pemerintah, baik antar sesama pemerintah Indonesia, pemerintah dengan rakyatnya atau sebaliknya, pemerintah Indonesia dengan pemerintah asing, antar masyarakat Indonesia dan antara masyarakat Indonesia dengan masyarakat asing maupun masyarakat Indonesia dengan pemerintahan Negara lain. Dengan adanya hubungan yang baik, yakinlah akan terjadi kehidupan yang lebih baik.
Menumbuhkan Patriotisme
Ini adalah dasar dari sebuah pencipta karakter terhadap masyarakat Indonesia dan bukan berarti bahwa keharusan untuk betul-betul menangkapnya. Yang terpenting dalam masyarakat adalah masyarakat paham akan dasar-dasar patriotik dan mampu mengimaninya agar ketika berada dalam lingkungan masyarakat mereka sudah sangat siap menseleksi mana yang harus mereka pelajari dan mereka imani dan mana yang hanya menjadi pelajaran untuk mereka. Inilah yang harusnya diterapkan oleh tiap masyarakat Indonesia. Tanpa harus meninggalkan jati dirinya, mereka mampu bersaing dalam perkembangan dunia saat ini.
Jadi disaat era global seperti sekarang ini, patriotism haruslah diartikan sebagai upaya untuk memperjuangkan dan menegaskan eksistensi diri melawan kecenderungan-kecenderungan negatif kekinian seperti budaya korupsi, maupun pengaruh asing yang semakin merubah paradigma dalam kehidupan di masyarakat maupun kebijakan-kebijakan negara. Di zaman yang semakin berkembang saat ini, seharusnya masyarakat harus lebih menunjukkan jati dirinya sebagai warga negara Indonesia yang tidak dapat terjatuh oleh godaan jahat seberat apapun dan yang beresiko seperti apapun. Karena untuk menumbuhkan paatriotisme ini adalah impian dari semua pihak di Indonesia. Namun, seperti yang bisa kita saksikan hari ini, visi bersama yang bernama Indonesia ini seolah terlupakan. Seperti yang dikatakan Bung Karno dahulu, kemerdekaan Indonesia adalah jendela emas untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Namun yang kita rasakan kini, jembatan itu seperti goyang dan nyaris runtuh.
Jelaslah bahwa patriotisme di Indonesia kian luntur. Para pemuda harapan bangsa yang seharusnya memiliki rasa cinta yang berapi-api kepada bangsanya, mulai terlena terhadap perkembangan tekhnologi dan barang konsumsi yang sangat menggiurkan. Hal-hal samacam inilah yang bila tidak dapat dibendung oleh pemerintah dan pemahaman masyarakat, akan berakibat pada semakin hilangnya jati diri bangsa Indonesia dan mungkin saja suatu saat Indonesia ini tinggal lah sebuah sejarah.
Penutup
Peran serta pemerintah juga sangat diharapkan agar dapat melindungi kepentingan masyarakat maupun kepentingan Negara agar Negara Indonesia tetap menjadi berdaulat dan dapat menjalankan cita-cita awal yaitu menjadi negara yang besar dan dapat mensejahterakan masyarakatnya. Ini hal yang mungkin terjadi karena Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) yang besar dan sumber daya manusia (SDM) yang mulai berkembang yang diyakinkan dapat bersaing di era global saat ini. Insya Allah. [mrh]
Penulis: R. Ahmad Cholilurrahman
KOMENTAR